Minggu, 22 Februari 2009

Potensi Rumput Laut sebagai Obat

Berdasarkan hasil studi pustaka tentang potensi rumput laut sebagai obat diketahui 23 jenis rumput laut berpotensi sebagai obat meliputi 2 jenis (9 %) dari divisi Chlorophyta, 8 jenis (35 %) dari divisi Rhodophyta dan 13 jenis (56 %) dari divisi Phaeophyta.

Rumput laut dari divisi Rhodophyta, marga Gracilaria diketahui kaya akan antilipemik yang digunakan sebagai obat penyakit gangguan dalam. Laurenccia dapat digunakan untuk antivirus, antibakteri dan antijamur. Gelidella dapat digunakan untuk penyakit gangguan dalam, antibakteri dan antijamur. Di Jepang marga dari Gelidium digunakan sebagai pendingin dan scrofula (penyakit kelenjar pencernaan) adalah Gelidiella acerosa.

Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja W (1990) pada tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera, dari hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Rumput laut ini juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap binatang.

Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia pelmata digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk.

Rumput laut yang berpotensi sebagai obat dari divisi Chlorophyta yang diperoleh adalah dari marga Ulva, Enteromorpha, Cladophora dan Caulerpa . Marga dari Ulva diketahui mempunyai aktivitas antibakteri dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Ulva dapat digunakan untuk pengobatan cacingan misalnya Ulva lactuca digunakan untuk menyembuhkan penyakit kelenjar. Di Cina digunakan untuk menyembuhkan penyakit panas (Hope et al. 1979).Enteromorpha diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Caulerpa dapat digunakan sebagai antijamur. Caulerpa racemosa diketahui bersifat racun terhadap beberapa organisme laut. Hasil dari ekstrak Caulerpa dapat diisolasi senyawa kimia seperti caulerpicin, caulerpin dan sterol. Caulerpicin menimbulkan rasa pedas dan memyebabkah efek anesthesia yang ringan bila ditempelkan pada mulut, sehingga aktivitas neurotropik ini mempunyai nilai klinis. Caulerpicin juga dapat diisolasi dari Caulerpa racemosa.

Acanthophora berkhasiat untuk antimikroba dan anti kesuburan. Menurut Atmadja (1990) pada tahun 1986 Wahidul pernah melakukan penelitian mengekstrak Acanthophora spicifera, dari hasil ekstrak tersebut dapat diisolasi senyawa kimia yaitu sterol, kolesterol, asam lemak, stearik, palmitat, behamik (C22), asam arakhidik (C2O) dan methyl palmitat. Rumput laut ini juga mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dan memiliki aktivitas anti kesuburan terhadap binatang.

Rhodymenia dapat digunakan sebagai antifermivuge (obat cacing). Di kawasan Asia Timur spesies Rhodymenia indica digunakan sebagai obat cacing. Beberapa spesies dari marga Eucheuma di Filipina digunakan sebagai bahan obat batuk.

Rumput laut dari divisi Phaeophyta yang diperoleh dari ke dua pantai tersebut yang berpotensi sebagai obat diantaranya marga Padina, Dictyota dan Sargassum. Padina dan Dictyota diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, sedangkan aktivitas antitumor dimiliki oleh Dictyopteris. Marga dari Sargassum diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, antitumor, menurunkan tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar gondok (Atmadja et al. 1990). Substansi dari S. duplicatum adalah efektif dalam meningkatkan efektivitas serum lipolitik. Substansi hypoglyemic mampu menurunkan gula darah sebesar 17%, dan dalam jumlah prosentase tertentu menunjukkan aktivitas antilipemic (Hope et al. 1979).

Disadur dari Insan dan Widyartini. JENIS-JENIS RUMPUT LAUT YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT YANG TUMBUH PADA BERBAGAI SUBSTRAT DI PANTAI RANCABABAKAN NUSAKAMBANGAN CILACAP

0 komentar:

Posting Komentar